Kisah Nyata: Aku Tersenyum, Disebut Perebut Bini Orang dan Pembunuh Istri Sendiri



HumorKebahagianku terampas di awal tahun 2020. Setahun menjalani hidup bersama istri begitu cepat. Kelucuan bayiku yang baru berusia 2 bulan tak bisa menghibur istriku lagi karena sudah pergi.


Kematian istriku membuatku tak berdaya bahkan meradang. Aku awalnya sedih, tapi belakangan bikin aku marah. Bukan marah sama takdir atau kepada Tuhan, tapi marah dengan anak tiriku dan bapaknya.

Mungkin anak tiriku tidak sendirian. Bisa saja dapat persetujuan dari bapaknya atau mantan suami istriku.

Anak tiriku ini yang dihadirkan karena kesayangan istriku untuk meredam kecurigaan. Ia melaporkan ke polisi untuk minta diautopsi jenazah ibunya atau istriku. Ia menduga kematian ibunya karena ada luka lebam. Ia meragukan kematiannya karena sakit.

Dalam hati, aku tak tega jasad istriku diautopsi dengan membongkar kuburannya. Padahal di dalam kuburan baru 5 hari. Aku tak rela. Kasihan. Jenazah istriku diobrak-abrik.

Aku marah dalam hati. Bukan sebatas autopsi. Tapi atas laporan itu, seolah-oleh aku pelaku yang menyebabkan kematian istriku.

Orang kemudian menebak-nebak bahwa aku pembunuh istriku sendiri. Aku marah dan meradang.

Tak hanya itu beban marahku makin meradang. Atas kematian ini kemudian muncul kembali tudingan bahwa aku perebut bini orang (Pebinor).

Sebelumnya memang, pernikahanku dengan istriku tak banyak yang tahu pada Januari 2019. Aku menikah setelah istriku bercerai dengan suaminya pada 2018.

Tudingan miring kepadaku makin kencang bahwa aku sebagai orang ketiga. Apalagi gugatan cerai itu dilayangkan oleh istriku. Sementara mantan suaminya itu tetap ngotot tak mau bercerai.

Kini aku bukan saja sedih, tapi meradang karena dituduh perebut istri orang dan pembunuh istri sendiri. Biarkan Tuhan dan istriku yang tahu. Aku fokus mengurus dan membesarkan buah hati kecilku. (Foto/Viva.co.id)