Bikin Ngakak, Ketika Gus Dur Meminta Tokoh Muhammadiyah Jadi Imam Tarawih

KH Abdul Rozak Fachrudin alias Pak AR (Foto/Twitter/faried wijdan @fariedjufry)

Perbedaan jumlah rakaat salat tarawih hingga saat ini masih ada. NU salat dengan 23 rakaat dan Muhammadiyah 11 rakaat. Perbedaan ini kadang berujung perdebatan hingga perselisihan yang berujung konflik.

Namun, berkat kematangan tokoh-tokoh masing-masing, perbedaaan ini malah menjadi persahabatan. Malah saking akrabnya mereka kadang melemparkan guyonan atau bahan candaan.

Guyonan jumlah rakaat ini, konon, pernah terjadi pada tokoh Muhammadiyah KH Abdul Rozak Fachrudin biasa dipanggil Pak AR dan Gus Dur dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Kisah guyonan ini ramai kembali atas cuitan pengguna media sosal Twitter Badratunnisa Assagaf. "Bercandanya beliau itu ringan tapi bikin ngakak," cuit akun @WulanAssagaf, 29 April 2020.

Dalam cuitannya tersebut, Wulan menyertakan sebuah schrenshoot kisah tokoh Gus Dur dan Pak AR soal salat taraweh. Begini isinya:

Ketika Gus Dur Meminta Tokoh Muhammadiyah Jadi Imam Tarawih

Yang saya kisahkan ini Pak AR. Bukan inisial Amien Rais, tapi Abdul Rozak Fachrudin dikenal dengan panggilan Pak AR. Beliau adalah Ketua Umum Muhammadiyah dari 1971-1990.

Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur mengundang Pak AR ke Tebuireng, Jombang. Tiba Waktu tarawih, Gus Dur menyilakan Pak AR memimpin ribuan jemaah tarawih yang jelas saja NU.

Sebelum mulai tarawih, Pak AR bertanya pada jemaah. "Ini mau tarawihnya cara NU yang 23 atau Muhammadiyah yang 11 rakaat?"

"NU...," kompak jemaah menyahut begitu dengan rasa heroik pada ke-NU-annya di hadapan tokoh besar Muhammadiyah tersebut.

Pak AR mengiyakan saja. Lalu dimulailah salat tarawih.

Cara ngimami Pak AR pelan, halus, kalem, sehingga baru usai delapan rakaat saja, durasinya sudah melampaui salat tarawih ala NU biasanya.

Pak AR berkata pada jemaah sebelum lanjut takbir berikutnya. "Ini mau lanjut 23 rakaat ala NU beneran?"

Kompak para jemaah menyahut, "Ala Muhammdiyah saja..."

Pak AR pun menyetujui, diiringi tawa gelak semua orang. Tuntas tarawih dan witir, Gus Dur berkata kepada para jemaah, di hadapan Pak AR.

"Baru kali ini ada sejarahnya warga NU di kandang NU dimuhammadiyahkan secara massal oleh seorang Muhammadiyah saja..."

Semua orang terkekeh, termasuk Pak AR. (Foto/Twitter/faried wijdan@fariedjufry)