Kisah Suami Istri Berujung Tragis di Bulan Suci


Ini kisah tragis. Pasangan suami istri harus rela menerima hukuman akibat ulahnya. Di bulan suci Ramadan ini akan menjadi penyuci hati kotornya agar menjadi bersih kembali saat Idul Fitri.

Aku seorang istri berusia 32 tahun. Aku wanita yang memiliki marga dari Sumatera Utara. Hidupku dulu kaya raya dan bisa menaklukkan dunia.

Kini, 30 Mei 2018, Tak ada yang menyangka nasibku seperti ini jadinya. Aku tak bisa berkata-kata lagi untuk membela diriku apalagi membela suamiku dan anak-anakku. Aku seakan mati suri.

Saat aku mendengarkan langsung ucapan hakim bahwa suamiku dihukum 20 tahun, aku terdiam. Tak lama setelah itu, aku pun diputus 18 tahun. Akun ingin menangis, tapi tak ada air mata lagi.

Semua pengunjung menatapku sinis. Mereka kebanyakan ibu-ibu tua berkerudung, bahkan ada juga wanita-wanita seumuranku menatapku marah. Bahkan ada terdengar suara sumpah sarapah mereka kepadaku. 



 
Bahkan ada di antara mereka melakukan demo untuk menagih utang suamiku agar uang mereka dikembalikan. Ya, uang mereka memang oleh aku dan suami, kami gunakan dulu untuk yang lain.

Tapi dalam waktu dekat amanah mereka kami akan penuhi untuk ke tanah suci. Sebelumnya, aku dengan menggunakan uang mereka bisa hidup mewah. Aku punya rumah mewah, mobil mahal, fashion kelas dunia, jalan-jalan ke luar negeri.

Aku bagaikan merpati cantik yang diberikan kebebasan untuk terbang ke mana aku mau. Kini, kini aku tak bisa terbang lagi. Untuk makan saja dibatasi, untuk ke luar dikawal polisi. Aku kini benar-benar seperti merpati di sangkar kotor.

Harga diriku kotor. Dulu aku sering terbang ke tanah suci, kini aku berbaring di jeruji. Dulu aku di sana sini berselfie, kini aku mengurung diri. Dulu aku mengenakan hijab kelas dunia, kini aku mengenakan rompi tahanan.  Adakah yang bisa menolangku di bulan suci ini?